Berdasarkan permasalahan yang ada di Desa Burno, maka kami menawarkan teknologi sederhana dalam pembuatan silase kulit pisang untuk menjadi pakan alternative ternak ruminansia. Bahan baku untuk membuat silase kulit pisang terdiri dari kulit pisang dan molasses. Menurut Sutardi (1978) dalam Sutrisno (2004) bahwa nilai gizi kulit pisang cukup baik, maka kulit pisang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kulit pisang dalam 100% bahan kering mengandung protein kasar 7,08%, bahan ekstrak tanpa nitrogen 63,1%, lemak 8,34%, serat kasar 11,8 % dan abu 9,66% . Molasses atau biasa disebut dengan tetes tebu ditambahkan karena dalam proses ensilase memerlukan karbohidrat mudah terfermentasi untuk merangsang pertumbuhan bakteri asam laktat. Menurut Sutardi (1978) dalam Sutrisno (2004) bahwa komposisi kimia tetes dalam 100% bahan kering adalah abu 11%, protein 3,94%, lemak 0,3%, SK 0,4%, dan BETN 84,4%. Prosedur dalam pembuatan silase kulit pisang adalah dengan memotong-motong kulit pisang hingga ukuran sekitar 5 cm, kemudian kulit pisang dilayukan sehingga kadar air sekitar 67%. Kulit pisang tersebut dihomogenkan dengan tetes tebu dengan presentase 4% dari bahan kering kulit pisang. Kemudian dimasukkan kedalam ember atau silo sampai padat dan ditutup rapat, diikat dengan karet ban. Selanjutnya diperam selama 4 minggu. Karena menurut Sutrisno (2004) bahwa kombinasi perlakuan penambahan tetes tebu 4% dan lama pemerahan 4 minggu memberikan respon tertinggi terhadap kualitas nutrisi silase kulit pisang dilihat darikadar protein kasar, lemak kasar, serat kasar, BETN, kadarabu, produksi VFA, dan NH3.
Daftar Pustaka :
Sutrisno, C.I. 2004. Utilitas Kulit Pisang Pada Proses Fermentasi Dengan Penambahan Tetes. Seminar Nasional Fakultas Peternakan, UNDIP Semarang.
0 komentar:
Posting Komentar